Selasa, 29 April 2025

Self Love dengan Rawat Diri, Bukti Nyata Menghargai Diri





Ilustrasi Self Love dengan Rawat Diri, Bukti Nyata Menghargai Diri



Self love makin mendapatkan tempat di hati para individu. Era baru, era dimana memanusiakan manusia banyak didengungkan dan diaplikasikan oleh sebagian besar manusia.

Kesadaran diri individu dalam menghargai sesama bahkan kesadaran untuk menghargai diri sendiri yang diwujudkan dalam bentuk self love.


Apakah Merawat Diri Itu Penting?

Bukti nyata self love adalah merawat diri sendiri. Merawat diri sangat penting bagi keberadaan individu.

Keberlangsungan hidup menyeimbangkan harmoni kehidupan antara menghargai orang lain sekaligus menghargai diri sendiri. Penghargaan terhadap diri sendiri dengan merawat diri.

Perawatan diri bisa dilakukan dengan penampilan fisik sekalian internal diri. Fisik dengan perawatan wajah, tubuh dan menjaga pola hidup sehat. 

Internal diri dirawat dengan menunjukkan inner beauty yang terpancar secara tulus terwujud dalam karakter kepribadian individu.

Keseimbangan kecantikan penampilan fisik dan inner beauty menjadi pilihan untuk tetap menghargai diri sendiri. Self love tidak hanya “me time” tapi juga membutuhkan tekad untuk konsisten merawat diri.


Arti Dari Self Love

Self love atau cinta diri mempunyai pengertian penerimaan dan penghargaan terhadap diri sendiri. Bagaimana seorang individu menyadari bahwa dirinya sendiri pun sangat penting untuk dihargai.

Konsep yang diusung oleh budaya modern yang bersifat dinamis ini diharapkan mampu untuk membuka peluang kebahagiaan dan kesejahteraan bagi tiap individu. Kunci kebahagiaan terletak bagaimana pikiran kita memproses segala hal yang terjadi pada seorang individu. 

Pola pikir atau mindset positif dalam memandang kehidupan menjadi dasar berpikir tentang self love ini. Seseorang bisa menghargai dirinya sendiri jika dia memiliki pola pikir dan cara bertindak yang positif. Pola pikir dan cara bertindak positif akan menciptakan keseimbangan kehidupan. 

Self love bukan bermakna negatif seperti keegoisan mencintai diri sendiri dan mengabaikan orang lain. Self love merupakan sebuah seni bagaimana seorang individu itu menyadari keberadaan dirinya untuk dihargai dan berhak mendapatkan kebahagiaan.

Self love merupakan sebuah upaya menerima kekurangan diri dan fokus pada perbaikan diri. Dari sinilah, self love merangsang seseorang untuk melakukan perawatan diri.

Stimulus dari self love ini membuahkan hasil banyak mendorong pada perbaikan diri. Diantaranya self love mendorong untuk:
  • Mengapresiasi diri sendiri 
  • Meningkatkan kepercayaan diri 
  • Mendorong perawatan diri yang positif 
  • Meningkatkan harga diri 
  • Membentuk identitas diri 
  • Merangsang kreativitas dan keunikan diri.


Aspek-aspek Self Love 

Self love memiliki aspek-aspek berikut ini yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek ini menjadi tolok ukur seorang individu dalam mengetahui dan memahami kadar self love sendiri. 


Kesadaran Diri (Self-Awareness)

Kejujuran menjadi kunci penting bagaimana seseorang bisa mengenal dan memahami dirinya sendiri. Mengakui kekurangan, memahami kelemahan, melihat kekuatan, memperhatikan kebiasaan, emosi, nilai-nilai, dan memahami isi pikiran sendiri. 

Manfaat memahami diri agar bisa berpikir dan bertindak secara bijak bukan impulsif atau reaktif. Mampu membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Foku

Contoh kesadaran diri misalnya seorang individu yang pemarah. Dia mengenal sifat kekurangannya ini kemudian mampu mengatasinya dengan diam, mengambil nafas, dan berusaha tenang. Tidak langsung meluapkan amarah dengan berapi-api. Inilah fungsi dari memahami kesadaran diri.


Harga Diri (Self Esteem)

Cara pandang seorang individu dalam menilai dirinya merupakan cara menentukan harga diri. Penilaian terhadap diri sendiri secara keseluruhan dalam menilai diri apakah cenderung positif atau negatif.

Penilaian terhadap diri sendiri apakah kita mempunyai rasa menghargai diri sendiri, layak untuk dihargai atau mempunyai rasa bangga terhadap diri sendiri dan tidak rendah diri. Penilaian menyeluruh ini apakah memandang dirinya positif atau negatif tentu akan berdampak besar terhadap self love.

Seseorang yang memiliki harga diri tinggi akan tetap menghargai dirinya walaupun banyak dikritik orang lain. Saat menghadapi kritik inilah, bagaimana respon diri apakah tetap bisa menghargai diri sendiri atau sebaliknya merasa rendah diri.

Harga diri tinggi diperlukan agar tetap kokoh dan tidak merasa rendah diri. Kritikan dimaknai lecutan cambuk menuju kesuksesan bukan sebaliknya bisa merendahkan harga diri. Inilah target dari self esteem yang tinggi.


Kepercayaan Diri (Self-Worth)

Kepercayaan diri seseorang merupakan keyakinan seseorang bahwa dirinya layak untuk dicintai, dihargai, dan diperlakukan dengan baik oleh semua orang. Tidak ada batasan bahwa orang kaya atau punya jabatan yang harus diperlakukan dengan baik, akan tetapi semua orang berhak untuk mendapatkannya.

Kepercayaan diri yang tinggi bermanfaat sebagai pondasi seseorang bagaimana dia akan memperlakukan dirinya. Perlakuan yang baik terhadap diri sendiri akan membantu seseorang untuk bisa menciptakan sebuah batasan yang sehat untuk diri sendiri. 

Seseorang individu yang bisa menghargai dirinya maka saat gagal atau melakukan kesalahan, dia akan mengevaluasi dan tidak menyalahkan diri secara berlebihan. Pemahaman terhadap dirinya akan membantunya menghadapi situasi yang sulit dalam kehidupannya. 

Pencapaian dan opini orang lain terhadap dirinya menjadi bahan untuk memperbaiki diri. Bukan untuk membandingkan diri akan tetapi untuk selalu mengevaluasi dan berbenah terhadap dirinya sendiri.  


Perawatan Diri (Self-Care)

Kesadaran Individu dalam merawat dirinya menunjukkan sebuah aksi nyata atau tindakan untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan diri. Ini fase self love yang berhubungan dengan tindakan dalam menjaga keseimbangan kehidupan. 

Merawat diri dengan menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional menunjukkan kepedulian terhadap diri sendiri. Kesadaran mulai menerapkan gaya hidup sehat menunjukkan penghargaan dan apresiasi diri.

Contoh nyata seperti menjaga tidur cukup, merawat kulit wajah dengan bahan alami dan tidak membahayakan, makan sehat, olahraga, dan “me time".



Self Love atau Perawatan Diri

Bentuk self love itu tidak hanya "me time", akan tetapi ada bentuk lain yaitu merawat diri menjadi bagian self love yang penting.  Kesadaran merawat diri tumbuh dari kepedulian dan penghargaan untuk diri sendiri. 

Diri kita layak untuk dihargai dan dicintai. Perawatan diri ini meliputi jasmani dan rohani. Perawatan fisik, mental, dan emosional diharapkan seimbang agar selaras dalam kehidupan. 

Salah satu bentuk apresiasi diri yaitu merawat kulit wajah kita. Pesona kecantikan lahir dan batin menjadi pilihan tiap individu dalam menghargai dirinya. Maka tak heran jika  merawat diri itu identik dengan merawat kecantikan.

Banyak kaum hawa berbondong-bondong  untuk melakukan perawatan wajahnya. Karena tidak dipungkiri wanita itu indah dan menyukai keindahan.  Keindahan itu tampak salah satunya dari pancaran  wajah mereka.

Produk perawatan kulit bejibun hadir di pasaran Indonesia.  Indonesia menjadi lahan basah karena banyaknya penduduk yang dimilikinya. 

Salah satu rekomendasi produk skincare berbahan dasar herbal adalah Batrisyia. Produk Batrisyia menghadirkan produk friendly.  Dua produk yang direkomendasikan untuk pemula sebagai basic skincare. 

Rekomendasi skincare untuk pemula  ini yaitu facial wash green tea sebagai pembersih wajah sehari-hari dan face suncreen gel produk tabir surya yang melindungi kulit wajah dari paparan sinar ultraviolet yang jahat.

Perawatan kulit wajah minimalis untuk basic skincare ini bisa digunakan oleh kulit sensitif. Dengan kandungan 99% bahan herbal alami membuat produk basic skincare buatan Batrisyia ini cocok untuk kamu jadikan pilihan.


Kesimpulan 

Merawat diri merupakan bagian dari self love. Bagaimana seseorang mengapresiasi dirinya sendiri untuk menjadi pribadi berkarakter yang lebih baik.

Self love mengajarkan seseorang untuk bertindak dan bersikap dengan mindset positif.  Tidak terlalu peduli dengan opini orang lain yang merendahkan agar hidup senantiasa dalam koridor keselarasan.

Kegagalan tidak harus menyalahkan diri sendiri akan tetapi dianggap sebagai lecutan untuk memperbaiki diri. Fokus untuk masa depan yang lebih baik dan selalu mengevaluasi setiap situasi. 

Bagian dari self love adalah merawat diri untuk menjaga penampilan lahiriah. Salah satunya dengan menggunakan skincare untuk mearwat kulit agar senantiasa sehat. Kecantikan dari dalam atau inner beauty penting untuk diikuti dengan kecantikan lahiriah.










Senin, 28 April 2025

Apakah Kulit Bisa Kecanduan Terhadap Skincare? Ini Penjelasannya!



Ilustrasi Canva Apakah Kulit Bisa Kecanduan Terhadap Skincare? Ini Penjelasannya!





Apakah kulit dapat menjadi "ketergantungan" terhadap skincare? Inilah penjelasan ilmiahnya! Pertanyaan mengenai kemungkinan kulit menjadi “ketergantungan” atau "kecanduan" terhadap produk perawatan kulit seringkali muncul di kalangan pengguna skincare.

Banyak orang merasa bahwa setelah mereka berhenti menggunakan produk tertentu, kulit mereka mengalami kemunduran—menjadi lebih kering, kusam, atau muncul jerawat. Hal ini kemudian menimbulkan asumsi bahwa kulit menjadi “kecanduan” skincare.

Namun, secara ilmiah, bagaimana sebenarnya mekanisme ini terjadi? 


 1. Kulit Tidak Bisa “Kecanduan” Skincare secara Biologis 

Dalam terminologi medis, tidak dikenal istilah bahwa kulit bisa mengalami kecanduan atau ketergantungan fisiologis terhadap produk skincare. Ketergantungan umumnya dikaitkan dengan perubahan neurokimia pada otak akibat penggunaan zat psikoaktif seperti narkotika, bukan produk topikal (Yarosh, 2008). 

Kulit adalah organ dinamis yang selalu memperbarui dirinya melalui proses regenerasi. Ketika seseorang berhenti menggunakan skincare, penurunan kualitas kulit yang dirasakan bukanlah akibat dari "ketergantungan", melainkan hasil dari: 
  • Hilangnya bahan aktif yang sebelumnya berperan menjaga keseimbangan kulit. 
  • Tidak adanya dukungan terhadap proses regeneratif kulit karena penggunaan produk dihentikan tiba-tiba. 
  • Faktor lingkungan seperti paparan sinar UV, polusi, atau stres oksidatif yang sebelumnya dikendalikan oleh skincare. 


 2. Reaksi Adaptasi Kulit Terhadap Perubahan Produk 

Saat produk skincare dihentikan atau diganti, kulit memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan kondisi yang baru. Proses penyesuaian ini kerap disalahartikan sebagai gejala "kecanduan". 

Beberapa perubahan umum yang bisa terjadi dalam masa transisi adalah: 
  • Munculnya jerawat karena kulit tidak lagi mendapatkan bantuan dari zat aktif pengontrol sebum. 
  •  Kulit menjadi kering atau kehilangan kelembapan akibat hilangnya humektan atau emolien dari produk sebelumnya. 
  • Perubahan tekstur atau warna kulit karena ketidakkonsistenan perawatan.
Maka dari itu, para dermatolog sering menyarankan untuk melakukan transisi skincare secara bertahap agar kulit tidak mengalami reaksi drastis (Draelos, 2010). 


 3. Efek “Withdrawal” pada Produk dengan Bahan Aktif Tertentu 

Beberapa produk perawatan kulit, terutama yang mengandung bahan aktif kuat, memang bisa menyebabkan reaksi mirip withdrawal ketika penggunaannya dihentikan. Meski bukan kecanduan secara biologis, tubuh bereaksi karena kehilangan stimulan yang selama ini membantu fungsi kulit. 

Beberapa contohnya: 
  • Kortikosteroid topikal: Penghentian mendadak bisa memicu dermatitis rebound, berupa kemerahan atau iritasi (Hengge et al., 2006). 
  • AHA dan BHA: Kulit mungkin tampak kusam karena penurunan laju eksfoliasi kimia. 
  • Retinoid: Berhenti mendadak dapat menyebabkan breakout karena terganggunya proses pergantian sel. 
 Solusinya adalah menghentikan secara bertahap dan memastikan penggunaan bahan yang aman dalam jangka panjang. 


 4. Konsistensi dalam Perawatan adalah Kunci Kulit tidak bisa mempertahankan keseimbangan dan tampil glowing hanya dalam hitungan hari. 

Hasil nyata dari penggunaan skincare muncul lewat rutinitas jangka panjang yang konsisten. Maka, ketika efek perawatan hilang saat skincare dihentikan, bukan berarti kulit “kecanduan”, melainkan karena asupan nutrisi dan perlindungan harian tidak lagi tersedia. 

Kulit yang sehat adalah cerminan dari perawatan holistik dan berkelanjutan, baik dari dalam (gaya hidup dan nutrisi) maupun dari luar (produk topikal yang tepat) (Zouboulis et al., 2014). 



5. Memilih Produk Skincare yang Aman untuk Penggunaan Jangka Panjang 

Sebagian besar permasalahan kulit setelah berhenti memakai skincare bisa dihindari jika sejak awal memilih produk yang lembut, non-komedogenik, dan berbahan dasar alami. 

Produk dengan bahan sintetis keras atau steroid sebaiknya digunakan dalam pengawasan dokter. Produk berbasis herbal dan bahan organik, seperti yang mengandung ekstrak lidah buaya, minyak alami, dan vitamin, umumnya lebih aman untuk penggunaan rutin dan tidak menyebabkan efek rebound ketika dihentikan (Agarwal et al., 2013). 



 Kesimpulan 

Berdasarkan bukti ilmiah, dapat disimpulkan bahwa kulit tidak dapat mengalami ketergantungan biologis terhadap skincare seperti halnya obat psikoaktif. Yang terjadi adalah perubahan kondisi kulit akibat hilangnya dukungan bahan aktif dalam produk skincare, serta respons adaptasi kulit terhadap perubahan tersebut. 

Reaksi seperti breakout atau kekeringan saat berhenti menggunakan skincare bukanlah tanda kecanduan, tetapi hasil dari penghentian nutrisi dan perlindungan eksternal secara mendadak. Oleh karena itu, penting untuk memilih produk skincare yang aman, alami, dan cocok untuk pemakaian jangka panjang, serta mengaplikasikannya secara konsisten. 


 Daftar Pustaka: 
  • Yarosh, D. (2008). Skin Aging and Photodamage. Marcel Dekker, Inc. Draelos, Z. D. (2010). Cosmetic Dermatology: Products and Procedures.Wiley-Blackwell. 
  • Hengge, U. R., Ruzicka, T., Schwartz, R. A., & Cork, M. J. (2006). Adverse effects of topical glucocorticosteroids.Journal of the American Academy of Dermatology, 54(1), 1–15.
  • Zouboulis, C. C., Makrantonaki, E., & Ganceviciene, R. (2014). The skin as a mirror of the aging process. Dermato-Endocrinology, 6(1), e96290.
  • Agarwal, R. et al. (2013). Use of natural ingredients in cosmetic formulations: past and present. Journal of Cosmetic Dermatology, 12(4), 231–236.
  • American Academy of Dermatology. (2020). Skin Care Myths and Facts. www.aad.org 
  • Harvard Health Publishing. (2020). How skin adapts to changes in care. www.health.harvard.edu 
  • Batrisyia Skincare Community


Apa Itu Skin Barrier? Peduli dengan Kulitmu Yuk!

 Apa Itu Skin Barrier? Peduli dengan Kulitmu Yuk!   Kulit sehat atau bermasalah bisa diketahui dari skin barrier . Apa itu skin barrier? Sk...